BLANTERORBITv102

Diabetes pada Anak

Senin, 13 Maret 2023
Kasus Diabetes pada anak di Indonesia akhir ini meningkat. IDAI mencatat terdapat 1.645 anak di Indonesia yang menderita diabetes pada Januari 2023, di mana prevalensinya sebesar 2 kasus per 100.000 anak.“Jumlah ini meningkat 70 kali lipat dibandingkan di 2010 lalu,” kata Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Muhammad Faizi, yang juga mengatakan prevalensi kasus diabetes anak pada 2010 adalah 0,028 per 100.000 anak.

Hampir 60% penderitanya adalah anak perempuan. Sedangkan berdasarkan usianya, sebanyak 46% berusia 10-14 tahun, dan 31% berusia 14 tahun ke atas.Data itu berasal dari 15 kota di Indonesia, dan paling banyak berasal dari Jakarta serta Surabaya.

Faizi juga mengatakan bahwa kasus diabetes pada anak kian meningkat sejak pandemi.
Dia menduga itu disebabkan oleh kurangnya aktivitas yang mendorong anak-anak banyak bergerak serta pola makan yang tidak teratur.

Dari banyaknya kasus tersebut gejala diabetes pada anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 

1. Sering haus dan buang air kecil
Kadar gula darah berlebih akan dibuang melalui urine. Hal ini akan membuat anak sering buang air kecil atau bahkan mengompol. Dengan banyaknya cairan tubuh yang keluar, anak pun akan cepat merasa haus dan minum lebih banyak dari biasanya.

2. Nafsu makan meningkat
Anak yang menderita diabetes akan kesulitan menghasilkan energi akibat gangguan fungsi atau berkurangnya jumlah insulin. Akibatnya, anak akan merasa sering sering kelaparan dan makan lebih banyak untuk memperoleh energi.

3. Berat badan turun
Meski makan lebih banyak dari biasanya, namun berat badan anak yang menderita diabetes justru akan turun. Tanpa pasokan energi dari gula, jaringan otot dan simpanan lemak akan menyusut. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas kerap menjadi tanda pertama dari diabetes pada anak.

4. Terlihat lelah atau lesu
Anak yang menderita diabetes mungkin akan terlihat lebih lemah dan lesu karena kurangnya energi di dalam tubuh. Anak bisa tetap terlihat lesu meski sudah makan dalam jumlah atau porsi yang besar.

5. Penglihatan kabur
Kadar gula darah yang tinggi akibat diabetes lama kelamaan bisa menyebabkan saraf mata membengkak. Kondisi ini dapat membuat anak mengalami gangguan penglihatan atau pandangannya terasa buram.

6.Kelelahan dan mudah marah

Pada anak penderita diabetes kadar gula dalam tubuhnya tidak dapat diolah menjadi energi sehingga hal ini menyebabkan tubuh mudah kelelahan. Tubuh yang kelelahan berpengaruh terhadap emosi dan perilaku pada anak.

7. Muncul luka atau infeksi di tubuh yang sulit sembuh
Karena kadar gula darah yang tinggi, seorang anak yang menderita diabetes akan memiliki luka yang sulit sembuh saat cedera atau terluka. Selain menghambat proses penyembuhan luka, diabetes juga dapat membuat anak rentan terserang infeksi.


Cara Cegah Diabetes pada Anak
Anak secara umum belum terlalu paham mengenai apa yang terbaik untuk kesehatannya. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting untuk membentuk pola hidup sehat pada anak.

Pola hidup sehat dimulai sejak anak masih berusia dini. Bahkan pola hidup sehat sudah bisa diterapkan semenjak anak mengenal makanan pembantu ASI.

Ada beberapa tips yang dapat diikuti orang tua untuk mencegah diabetes pada anak, berikut penjelasannya.

1. Pola makan sejak dini

Pada usia awal kehidupan anak, sejak usia 6 bulan ke atas anak sudah mulai mengenal makanan lain selain ASI. Makanan yang diberikan bisa berbentuk makanan padat seperti biskuit atau bubur.

Sehingga, pada tahap ini, anak sudah mengenal rasa seperti asin dan manis. Orang tua diharapkan dapat mengatur asupan gula dan garam pada anak.

Sebab, tahap awal perkenalan makanan merupakan momen krusial yang akan membentuk pola kebiasaan makan anak di kemudian hari.

“Anak-anak kalau dikenalkan dengan rasa yang signifikan baik asin, manis, maupun gurih akan cenderung ketagihan memilih makanan tersebut sehingga orang tua harus bisa mengatur atau membatasi konsumsi gula garam pada anak. Sebab, jika anak sudah terbiasa mengonsumsi gula maupun garam akan terbawa sampai dewasa dan sulit dihilangkan,” jelas Lastdes.

2. Edukasi anak

Saat anak sudah mulai diajak berdiskusi, berikan pengertian kepada anak mengenai seberapa banyak jajanan manis yang bisa mereka konsumsi. Jelaskan kepada mereka jajanan apa saja yang boleh dikonsumsi.

WHO memberikan anjuran konsumsi gula pada anak adalah kurang dari 6 sendok teh per hari. Sementara asupan garam dianjurkan kurang dari 1 sendok teh per hari.

3. Aktif bergerak

Selain mengatur asupan gula dan garam, hal yang tak kalah penting adalah mendorong anak agar aktif bergerak. Mengikuti kegiatan olahraga rutin juga sangat disarankan bagi anak.

Selain bisa mencegah diabetes, anak yang aktif melakukan kegiatan fisik secara teratur bisa mendorong tumbuh kembang dan metabolisme anak menjadi lebih baik.

“Kondisi pandemi kemarin juga membuat anak-anak tidak banyak melakukan aktivitas luar ruangan dan kurang gerak. Ini mungkin juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan angka diabetes pada anak di tanah air,” papar Lastdes.

Berdasarkan data dari Indonesian Report Card On Physical Activity for Children & Adolescents 2022, aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak Indonesia tergolong rendah.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa kurang dari 20 persen dari jumlah populasi anak di Indonesia masih belum memenuhi kebutuhan aktivitas fisik.

Yuk mulai sekarang kita cegah diabetes pada anak sedini mungkin. 

Sumber : 
https://tirto.id/cara-cegah-diabetes-pada-anak-batasi-makan-manis-beraktivitas-gB72


Author

Rizky Arya Lestari

Saya seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis, tentang parenting, manajemen, keuangan keluarga, dan pengembangan diri.