BLANTERORBITv102

Bunda Masa Kini

Sabtu, 19 Agustus 2017



“Bun. Ara ASI eksklusif yah?” tanya seorang  ibu yang merupakan tetangga baru, ia karena aku merupakan penghuni baru di kompleks ini .
“Enggak, Ara ASI hanya sampai usia 2 bulan,”. Jawabku sambil mengendong Ara berjemur di depan rumah.
“Engga menceret atau sembelit ya bu? Di kasih sufor?”tanyanya lagi kepadaku.
“Alhamdulillah enggak sehat Aranya”, jawabku
“Giginya sudah berapa?” Ucap ibu keturunan Cina itu.
“Belum tumbuh”, jawabku.
“Wah El dulu usia 6 bulan sudah tumbuh dua giginya,” tuturnya lagi sambil menyuapi buah hatinya yang berusia 23 bulan.
“Alhamdulillah, sehat ya dedek El”. Jawabku sambil mengusap kepalanya.
Kemudian datang lagi dua orang ibu mendekati kami berdua mereka juga membawa balita sama ibu muda seperti Aku.
“Wah bayinya lucu sekali, berapa bulan?” tanya kepadaku sambil mencubit pipi Ara yang mengemaskan.
“ 8 bulan” jawabku lagi
“Makannya gampang ya bu?” sambil mencoba mengendong Ara.
“Alhamdulillah apa pun masuk tidak begitu sulit untuk masalah makan” jawabku lagi.
“Anak saya sulit makan lihat kurus sekali”, ucap ibu yang mengenakan jilbab pink.
“Yang terpenting anaknya sehat bu, nanti ada saatnya dedek makan banyak yah?” timpalku sambil bertanya pada balita yang berusia sekitar 1,5 tahun.
Matahari sudah semakin tinggi badan Ara sudah cukup hangat setelah mandi. Ia sudah terlihat gelisah itu tanda ia ingin minum susu.
“Wah Ara sudah ingin minum susu ya?” tanyaku pada Ara.
Kemudian ia mengucek matanya tanda ia ingin minum susu.
Aku pun berpamitan kepada mereka.
Percakapan di atas merupakan fenomena yang sering di alami oleh Bunda  masa kini. Semakin banyak ilmu tentang pengasuhan anak,  cara memberi makan anak, kesehatan anak, vaksin vs non vaksin,  asi vs susu formula, tumbuh kembang anak, Bunda bekerja di luar rumah vs bekerja di luar rumah. Proses melahirkan normal, Cesar atau melahirkan di rumah seperti yang dilakukan oleh  salah satu artis yang beberapa bulan lalu melahirkan anaknya.
Bagaimana menghadapi fenomena Bunda masa kini
Jangan jadi bunda follower
Banyak para orang tua yang mengikuti para artis dalam mengasuh anak, memilih tidak melakukan vaksin karena si artis panutan tidak melakukannya. Hai Bunda misalnya anak kita terjangkit penyakit yang cukup serius. Apakah  sang panutan akan mengobati anak kita? Tentu tidak. Bunda sendiri yang akan menanggung akibatnya. Maka dari itu setiap informasi yang di dapat jangan di telan bulat-bulat namun sesuaikan dengan kondisi anak. Bijaklah dalam mencerna informasi.
Selalu belajar
Media belajar saat ini sangat luas. Bunda bisa belajar dari buku, tanya pakar lewat  online. Mengikuti seminar off air mau pun online sehingga kita terjebak pada satu informasi saja. Sehingga ilmu yang bunda miliki menjadi lebih luas dan menerpakan kepada anak pun bisa lebih tenang. Karena sudah teruji.
Bijaklah dengan kondisi anak
Setiap anak memang unik ada yang perkembangannya cepat, ada yang lambat. Begitu juga ketika Bunda mengajarkan hal makan, belajar bernyanyi, hafalan dan hal lainnya. Tidak boleh bunda menyamakan kemampuan anak lain dengan sang anak. Hal tersebut biasanya membuat bunda menjadi mudah panik bahkan stres. Nikmati saja setiap perkembangan sang buah hati karena hal tersebut hanya sekali terjadi seumur hidup bunda. Biarkan ia berkembang sesuai kemampuannya dan teruslah belajar menjadi Bunda yang lebih baik untuk sang buah hati dan keluarga.

Author

Rizky Arya Lestari

Saya seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis, tentang parenting, manajemen, keuangan keluarga, dan pengembangan diri.