Oleh : Rizky Arya Lestari
Ada perasaan ganjil di hatiku, beberapa akhir
ini. Akankah suamiku berpaling di lain hati?
Dengan segala kemudahaan dan fasiltas yang
engkau dapatkan. Akan dengan mudah wanita-wanita diluar sana banyak yang
mengagumimu.
Rasa masakan yang ku buat lebih asin dari biasanya.
"Bunda kenapa ya rasa sayurnya lebih asin
tidak seperti biasanya"
"Mau bunda perbaiki
Pa?"."Nggak perlu enak kok".
Ia pun Manajemen sayur kangkung kesukaannya
itu.
Sambil
"Bun pijetin papa donk?". Aku pun
memenuhi memenuhi permintaanya.
Terlihat badannya lelah. Setiap hari pulang
larut.
"Betisnya ya bun". Sambil
menujukan bagian mana yang harus aku pijat.
"Bun betah sama papa di
sini?"."Ia alhamdulillah". Aku pun menjawab apa yang ia
tanyakan.
Fasilitas disini memang lebih sederhana
bandingkan fasilitas di rumahku. Aku sudah bertekad ketika aku ikut semua
fasilitas itu ku tinggalkan.
Aku ingin belajar mandiri.
Ia pun
Ia mulai terlihat sudah lebih segar.
"Pa aku takut kalo di luar sana ada
yang suka sama kamu".
Soalnya di Kantor kamu ada sekertaris
cantik.
Di Kantor ini cuma satu-satunya dia wanita
dan saya sadar dia cantik.
"Bunda cemburu yah?"
Aku hanya terdiam.
Ia pun mulai memeluku kemudian mencium
keningku.
"Bun papa sayang sama bunda. Nggak
mungkin papa melakukan hal yang bunda khawatirkan. Bunda sudah melakukan yang
terbaik untuk papa.".
Papa melakukan semua ini untuk bunda dan
keluarga kita.
Aku pun mulai lega. "Maafin
bunda udah suudzon sama papa.
Bunda suka merasa belum menjadi yang
terbaik buat papa dan keluarga.
Banyak kekurang Bunda" mata ku pun
berkaca-kaca.
Dengan lembut ia mengecup keningku. Getaran
cinta mengalir hangat mengikuti desiran perasaan yang sering kurasakan.
Tiba-tiba telpon genggam di sampingny
bergetar. Sebuah panggilan.
"PP Yuli"
Sragen, 20 Oktober 2015
Nah..loh..siapa tuh?
BalasHapusIdenya menarik mba.
Hehehe
BalasHapusIni di bikin cerita bisa bersambung ya kan ?